Palopo, INIPALOPO – Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo Irsan Anugrah, S.KM, MM, mengatakan kasus stunting 3 tahun terakhir di Kota Palopo mengalami penurunan jumlah kasus dan prevalensi.
“Tahun 2021 ada sebanyak 421 kasus atau 4.20 persen dari jumlah sampel balita yang diukur sebanyak 10 ribu orang lebih,” kata Irsan saat merilis laporan hasil analisis data pengukuran stunting Kota Palopo tahun 2021 hingga tahun 2023, Minggu, 2 Juni 2024.
Irsan menambahkan, untuk tahun 2022 ada 334 kasus atau 3.24 persen dan tahun 2023 turun lagi menjadi 228 kasus atau 1.98 persen.
“Penurunan stunting dalam 3 tahun terakhir terjadi di 5 kecamatan yang ada di Palopo yakni, Kecamatan Wara, Wara Timur, Wara Selatan, Wara Utara, dan Wara Barat,” tambahnya.
Pemkot Palopo, kata Irsan, melakukan sejumlah intervensi secara konvergensi yang melibatkan mulai dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan hingga ke keluarga.
“Salah satunya, perbaikan gizi pada 1.000 HPK berupa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil,” katanya.
Saat ini, Pemkot Palopo akan menangani faktor determinan atau penyebab terjadinya stunting dengan melakukan sosialisasi dan intervensi tambahan.
“Determinan terbesar yang menjadi pencetus stunting diantaranya, kebiasaan merokok, ibu hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK) dan kepemilikan jamban yang sehat serta faktor penyakit penyerta pada balita,” jelasnya.
Saat ini, kata Irsan, sejumlah kiat atau cara dilakukan untuk terus menekan angka stunting yang ada di Kota Palopo. “Misalkan dengan menggalakkan bapak dan bunda asuh,” urainya.
Sejak Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, menjabat mulai Oktober 2023, salah satu program utamanya yakni penurunan angka stunting.
Di bulan Desember 2023, data prevalensi stunting di Kota Palopo berada di angka 1.3 persen yang merupakan terendah selama 3 tahun terakhir.
Sejumlah program intervensi digalakkan oleh Pj. Wali Kota diantaranya program makan dua telur dalam sehari.
Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, mengatakan, hingga Maret 2024, kasus stunting di Kota Palopo tersisa 100 kasus.
“Di mana data pada bulan Agustus 2023 lalu, masih di angka 254 kasus. Palopo, 2 Mei 2024 – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palopo, merilis laporan hasil analisis data pengukuran stunting Kota Palopo tahun 2021 hingga tahun 2023.
Kepala Dinas Kesehatan, Irsan Anugrah, S.KM, MM, mengatakan, kasus stunting 3 tahun terakhir di Kota Palopo mengalami penurunan jumlah kasus dan prevalensi.
“Tahun 2021 ada sebanyak 421 kasus atau 4.20 persen dari jumlah sampel balita yang diukur sebanyak 10 ribu orang lebih,” kata Irsan Anugrah.
Irsan menambahkan, untuk tahun 2022 ada 334 kasus atau 3.24 persen dan tahun 2023 turun lagi menjadi 228 kasus atau 1.98 persen.
“Penurunan stunting dalam 3 tahun terakhir terjadi di 5 kecamatan yang ada di Palopo yakni, Kecamatan Wara, Wara Timur, Wara Selatan, Wara Utara, dan Wara Barat,” tambahnya.
Pemkot Palopo, kata Irsan, melakukan sejumlah intervensi secara konvergensi yang melibatkan mulai dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan hingga ke keluarga.
“Salah satunya, perbaikan gizi pada 1.000 HPK berupa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil,” katanya.
Saat ini, Pemkot Palopo akan menangani faktor determinan atau penyebab terjadinya stunting dengan melakukan sosialisasi dan intervensi tambahan.
“Determinan terbesar yang menjadi pencetus stunting diantaranya, kebiasaan merokok, ibu hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK) dan kepemilikan jamban yang sehat serta faktor penyakit penyerta pada balita,” jelasnya.
Saat ini, kata Irsan, sejumlah kiat atau cara dilakukan untuk terus menekan angka stunting yang ada di Kota Palopo. “Misalkan dengan menggalakkan bapak dan bunda asuh,” urainya.
Sejak Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, menjabat mulai Oktober 2023, salah satu program utamanya yakni penurunan angka stunting.
Di bulan Desember 2023, data prevalensi stunting di Kota Palopo berada di angka 1.3 persen yang merupakan terendah selama 3 tahun terakhir.
Sejumlah program intervensi digalakkan oleh Pj. Wali Kota diantaranya program makan dua telur dalam sehari.
Pj. Wali Kota Palopo Asrul Sani, mengatakan, hingga Maret 2024, kasus stunting di Kota Palopo tersisa 100 kasus.
“Di mana data pada bulan Agustus 2023 lalu, masih di angka 254 kasus. Itu berarti kurang dari 6 bulan, kita sudah bisa intervensi 154 kasus. Dan sudah ada 10 kelurahan yang zero stunting,” kata Asrul Sani. [via]