Gagal Atasi Kemiskinan: Ihktiar Bupati Luwu Timur 2015-2024 Hanya Janji Semata

Mubaraq Adlu

 

Oleh: Safrilla (Aktifis Makassar-Luwu Timur)

Sesungguhnya setiap orang ingin hidup sejahtera atas apa yang dimiliki oleh kekayaan alamnya.
Luwu Timur adalah salah satu daerah yang menjadi sumber kekayaan alam Sulawesi Selatan.

Sepanjang periode M Thoriq Husler (alm) dan Irwan Bachri Syam 2015-2020, tingkat kemiskinan bertambah dari 7% di tahun 2016 menjadi 7,27% di tahun 2018 dan semakin meningkat di era pandemi Covid-19.

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan era Irwan Bahri Syam kemiskinan masih tetap terjadi.

Program yang telah diusung sebelumnya seperti bedah rumah, bantuan usaha terhadap UMKM, hingga bantuan sosial lainnya tidak menjadi solusi atas persoalan kemiskinan di Luwu timur.

Periode politik Budiman-Akbar Leluasa, situasi masih juga sama. Kemiskinan sempat turun di periode 2021 karena stimulus ekonomi pasca Covid yang berjalan secara organik. Kemiskinan tahun 2022 sempat membaik hingga 4,84%,namun kemudian meningkat lagi menjadi 6,92% di tahun 2023.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa sejak periode 2015 hingga saat ini masalah kemiskinan tak juga kunjung dapat diatasi karena kebijakan politik yang tidak sesuai, atau kurangnya keseriusan menyelesaikan masalah kemiskinan di Kabupaten Luwu Timur.

Dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar kedua di Sulawesi Selatan, mestinya Luwu Timur memiliki banyak produk kebijakan pemerintah yang fokus dan serius menyelesaikan masalah kemiskinan.

Kini, tibalah lagi musim Pemilu dimana kita kembali akan menentukan pilihan kepala daerah. Dalam situasi ini Luwu timur mestinya dipimpin oleh yang mengerti bisnis dan punya rasa tulus untuk mengurus tanah luwu Timur tercinta menjadi tanah untuk semua, pembangunan merata dan meningkatkan kesejahteraan setiap orang sehingga kemiskinan akan turun secara signifikan.

Masalah kemiskinan tak pernah tuntas, kedua orang lama yang pernah menjadi Bupati dan Wakil Bupati di Bumi Batara Guru, kini bertarung kembali.

Apakah kita akan mengulang sejarah ataukah kita harus berpikir kembali untuk memanfaatkan momentum demokrasi ini sebagai moment bersama untuk mengonsolidasi kekuatan mencari pemimpin baru? Saatnya perubahan untuk Luwu Timur! (*)

Kabar Terkait