MAROS, IniPalopo – Dalam rangkaian kampanyenya di Kabupaten Maros, Kamis (3/10/2024), calon Gubernur Sulawesi Selatan, Moh. Ramdhan Pomanto, mengadakan silaturahmi dengan AG KH Abdul Mun’in Rasyid. Pertemuan tersebut dilakukan di kediaman tokoh agama sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Miftahul Muin, Maros.
Silaturahmi ini bertujuan untuk meminta doa serta nasihat dari KH Abdul Mun’in Rasyid, seorang ulama yang dihormati di Maros, sebelum Danny Pomanto, sapaan akrab Moh. Ramdhan Pomanto, bersama calon Wakil Gubernur Azhar Arsyad, melanjutkan perjuangan dalam Pilgub Sulsel 2024.
“Terima kasih banyak, Pak Kiai, atas sambutan yang sangat hangat ini. Saya sangat mengapresiasi dan merasa terhormat. Di sini, saya datang untuk bersilaturahmi sekaligus mendengarkan nasihat terkait isu-isu keummatan di Maros, karena peran tokoh agama sangat penting dalam membimbing masyarakat,” ujar Danny Pomanto.
Sebagai pasangan dengan nomor urut satu, Danny-Azhar (DIA) bertekad untuk memperkuat keimanan dan spiritualitas umat di Sulsel. Oleh karena itu, masukan dari tokoh agama dianggap sebagai fondasi penting dalam merumuskan kebijakan yang menyentuh aspek keagamaan di provinsi ini.
Lebih lanjut, Danny juga menyoroti potensi besar Kabupaten Maros, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Menurutnya, Maros tidak hanya menjadi kabupaten yang strategis sebagai penyangga Kota Makassar, tetapi juga memiliki keunikan dan kontribusi yang besar bagi perkembangan daerah.
“Dalam merancang gagasan untuk pembangunan Sulawesi Selatan, khususnya Maros, saya merasa perlu mendapatkan perspektif yang komprehensif. Nasihat dari para tokoh agama tentu sangat berharga dalam proses ini,” tambahnya.
AG KH Abdul Mun’in Rasyid menyambut baik kedatangan calon gubernur tersebut, seraya memberikan beberapa pandangan terkait isu-isu yang dihadapi Kabupaten Maros. Sebagai Mursyid Tarekat Wal Hakekat Muhammadiyah Sanusiyah ke-13, ia menekankan bahwa Maros merupakan wilayah yang kaya akan tradisi spiritual. Bahkan, Maros dikenal sebagai pusat pertemuan tujuh tarekat besar di Sulawesi Selatan, dengan para mursyid atau pemimpinnya yang menetap di kabupaten ini.
“Maros adalah satu-satunya daerah di Sulsel yang menjadi tempat berkumpulnya mursyid dari berbagai tarekat besar. Namun, salah satu tantangan yang kami hadapi adalah adanya tarekat yang tidak resmi, tidak memiliki sanad yang jelas,” jelas AG KH Abdul Mun’in Rasyid.
Danny Pomanto menyatakan bahwa masukan ini akan menjadi pertimbangan penting dalam kebijakan ke depan, terutama dalam menjaga kemurnian ajaran tarekat dan memastikan umat mendapatkan bimbingan dari sumber-sumber yang sahih.(*)