Catatan Dari Debat Kandidat Luwu 2024

Mubaraq Adlu

Untuk Bupati Luwu Terpilih Periode 2025-2030

Oleh: Buhari Kahar Muzakkar

Proses Pilkada Kabupaten Luwu 2024, yang diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon)—Agussalim-Erwin (No. 1), Patahuddin-Devy (No. 2), dan Arham-Rahmat (No. 3)—kini memasuki masa tenang. Gelombang euforia dan antusiasme warga terasa di mana-mana. Namun, di balik itu, tanggung jawab besar menanti pemimpin terpilih untuk mengatasi tantangan dan permasalahan mendesak di Kabupaten Luwu.

Saya mengikuti dua kali sesi Debat Calon Bupati Luwu melalui siaran langsung streaming TV. Debat ini memberikan gambaran program dan visi para calon, meski ada beberapa catatan yang menurut saya penting untuk menjadi refleksi bersama. Catatan ini saya tuliskan sebagai masukan dan harapan untuk Bupati Luwu terpilih.

Tantangan Serius Kabupaten Luwu: Kemiskinan dan Bencana Banjir

Ada dua masalah utama yang sangat mendesak di Kabupaten Luwu: angka kemiskinan yang tinggi dan ancaman bencana banjir yang terus terjadi. Kedua isu ini tidak hanya membutuhkan solusi jangka pendek, tetapi juga strategi komprehensif yang melibatkan semua pihak.

1. Kemiskinan di Kabupaten Luwu

Menurut data BPS (Maret 2024), jumlah penduduk miskin di Kabupaten Luwu mencapai 44.539 jiwa atau 11,70% dari total penduduk 380.679 jiwa. Angka ini menjadikan Luwu sebagai kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi ketiga di Sulawesi Selatan, setelah Pangkep dan Jeneponto. Kenaikan ini sangat ironis, mengingat Luwu dikenal sebagai daerah kaya akan sumber daya alam.

Sesi debat sayangnya tidak memberikan ruang yang cukup untuk membahas strategi pengentasan kemiskinan secara mendalam. Padahal, inilah salah satu isu krusial yang harus menjadi prioritas.

Jika dibandingkan dengan kabupaten tetangga seperti Sidrap dan Pinrang, terlihat perbedaan signifikan:

  • Sidrap: Angka kemiskinan 5,02% dengan sektor jasa yang mendominasi (51,58%).
  • Pinrang: Angka kemiskinan 8,55% dengan proporsi sektor pertanian lebih kecil dibandingkan Luwu.
  • Luwu: Tingkat kemiskinan 11,70% dengan mayoritas tenaga kerja (56,53%) berada di sektor pertanian.

Data ini menunjukkan bahwa ketergantungan yang besar pada sektor pertanian tradisional, dengan teknologi yang terbatas dan lahan yang sempit, menjadi salah satu penyebab utama tingginya kemiskinan di Luwu. Solusi strategis yang dapat dipertimbangkan:

  1. Diversifikasi ekonomi: Mendorong pengembangan sektor jasa dan manufaktur untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian.
  2. Peningkatan infrastruktur jalan: Jalan yang baik mempermudah akses pasar dan distribusi barang, membuka peluang usaha baru.
  3. Modernisasi pertanian: Penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) serta teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas.
  4. Pengembangan pelabuhan laut di Belopa: Pemanfaatan Teluk Bone sebagai jalur distribusi utama beras dan hasil pertanian lainnya ke Indonesia Timur.

2. Ancaman Bencana Banjir

Bencana banjir di Kabupaten Luwu semakin sering terjadi, disertai dengan endapan lumpur yang menandakan kerusakan ekosistem di hulu sungai. Penanganan masalah ini membutuhkan pendekatan serius dan menyeluruh.

Dalam debat kandidat, masing-masing paslon memberikan solusi yang berbeda: penghijauan bantaran sungai, penanaman pohon buah di hulu, dan mitigasi bencana. Namun, langkah-langkah tersebut masih terlalu sederhana untuk skala masalah sebesar ini.

Penelitian terbaru (Juni 2024) di Gunung Latimojong menunjukkan bahwa lapisan permukaan tanah di area ini cenderung rapuh. Ditambah dengan curah hujan yang tinggi (kategori tipe A), Kabupaten Luwu berpotensi menghadapi banjir besar jika tidak segera dilakukan langkah mitigasi yang komprehensif.

Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:

  1. Pengelolaan ekosistem hulu sungai: Reboisasi dengan tanaman keras berakar kuat, bukan hanya pohon buah.
  2. Pengawasan tambang ilegal: Penambangan emas di hulu Sungai Suso menjadi ancaman ekologis besar yang harus dikontrol secara ketat.
  3. Pembangunan bendungan dan sistem irigasi modern: Untuk mengatur debit air sungai saat musim hujan.
  4. Kolaborasi lintas sektor: Melibatkan pemerintah, masyarakat, dan korporasi tambang untuk menjaga keseimbangan ekologis.

Gunung Latimojong yang kaya emas adalah anugerah, tetapi pengelolaannya harus bijak. Eksploitasi yang tidak terkontrol dapat mengubah berkah menjadi malapetaka.

Pesan untuk Bupati Luwu Terpilih

Pilkada adalah momentum penting, bukan hanya untuk memilih pemimpin, tetapi juga untuk menentukan arah pembangunan Kabupaten Luwu selama lima tahun ke depan. Kepada Bupati terpilih, saya titipkan harapan besar untuk:

  1. Mengutamakan program yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, khususnya pengentasan kemiskinan.
  2. Melakukan pembangunan yang ramah lingkungan, dengan memperhatikan risiko bencana dan kelestarian alam.
  3. Menjaga integritas, khususnya dalam menghadapi tekanan dari korporasi tambang. Pemimpin yang berpihak pada rakyat akan membawa keberkahan, sementara pemimpin yang tergoda oleh kepentingan pribadi hanya akan mengundang bencana.

Kepada masyarakat Luwu, mari menjadi pemilih yang bijak. Pilihlah pemimpin berdasarkan visi dan integritas, bukan karena iming-iming uang. Pilihan kita hari ini akan menentukan masa depan Luwu untuk lima tahun mendatang.

Semoga Allah SWT meridhoi proses ini dan memberikan kita pemimpin yang amanah.

Makassar, 24 November 2024
Buhari Kahar Muzakkar

Kabar Terkait